– adakah Negara Islam pertama di dunia yang telah ditegakkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam di Madinah mempunyai bendera? Jika ya, bagaimanakah spesifikasi bendera tersebut dan apakah hukum pengambilannya?
Jika di zaman Khilafah dulu, anak-anak kaum Muslimin dibesarkan tanpa perlu diajar bahwa bendera umat Islam adalah bendera Rasulullah, karena itulah apa yang mereka lihat. Namun di zaman ini,seperti di Malaysia anak-anak Islam dibesarkan dengan diajar dan dipaksa menerima bahwa bendera mereka adalah bendera yang telah ditentukan oleh penjajah, si kafir Inggris.
Jadi, tidak lah heran jika kita atau anak-anak kita tidak mengenali bagaimanakah bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Itulah salah satu keberhasilan si kafir penjajah. Mereka berhasil membuatkan umat Islam lalai dan terus lupa akan bentuk bendera Islam yang sebenarnya.
Daulah Islam sebenarnya mempunyai bendera (al-liwa’) dan juga panji (ar-rayah). Inilah apa yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam semasa tegaknya Daulah Islamiyyah pertama di Madinah al-Munawwarah.
Secara bahasanya, bendera dan panji di dalam bahasa Arab disebut ‘alam. Mengikut Kamus al-Muheet, dari akar kata rawiya, ar-rayah adalah al-’alam, yang jama’nya disebut sebagai rayaat. Juga disebutkan dari akar kata lawiya bahawa al-liwa’ adalah al-’alam, yang jama’nya disebut sebagai alwiyah. Secara syar’i, syara’ telah menjelaskan bahawa perkataan-perkataan di atas mempunyai maksud dan ciri-ciri yang tertentu yaitu:-
1) Bendera (Liwa’) adalah berwarna putih dan tertera di atasnya kalimah ‘La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah’ dengan warna hitam.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, “Bahawa bendera Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam berwarna hitam, sedangkan panji beliau warnanya putih.” Riwayat Ibnu Abbas yang lain dengan lafadz, “Bahawa pada bendera Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. tertulis kalimat ‘La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah’. Semasa perang (jihad), bendera ini akan dipegang oleh amir (panglima/ketua) perang. Ia akan dibawa dan menjadi tanda serta diletakkan di lokasi amir tadi. Dalil yang menunjukkan perkara ini adalah perbuatan (af ’al) Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri, di mana baginda (sebagai amir), semasa pembukaan kota Makkah telah membawa dan mengibarkan bendera putih bersamanya. Diriwayatkan dari Jabir, “Bahawa Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam memasuki Makkah dengan membawa bendera (liwa’) berwarna putih.” [HR Ibnu Majah].
An-Nasa’i juga meriwayatkan Hadis melalui Anas bahawa semasa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam mengangkat Usama ibn Zaid sebagai amir (panglima) pasukan ke Roma, baginda menyerahkan bendera (liwa’) kepada Usama ibn Zaid dengan mengikatnya sendiri.
2) Panji (Rayah) adalah berwarna hitam, yang tertulis di atasnya kalimah ‘La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah’ dengan warna putih. Hadis riwayat Ibnu Abbas di atas menjelaskan hal ini kepada kita. Semasa jihad, ia dibawa oleh ketua setiap unit seperti(samada Division, Batalion, Detachment ataupun lain-lain unit).
Dalilnya adalah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, semasa menjadi panglima perang di Khaibar, bersabda, “Aku benar-benar akan memberikan panji (rayah) ini kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, lalu Rasulullah memberikan panji itu kepada Ali.” [HR Bukhari].
Saidina Ali karramallahu wajhah pada masa itu boleh dikatakan bertindak sebagai ketua divisi ataupun regimen.
Diriwayatkan dari Harits Bin Hassan Al Bakri yang mengatakan, “Kami datang ke Madinah, saat itu dan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang berada di atas mimbar, sementara itu Bilal berdiri dekat dengan beliau dengan pedang di tangannya. Dan di hadapan Rasulullah terdapat banyak rayah (panji) hitam. Lalu aku bertanya: “Ini panji-panjii apa?” Mereka pun menjawab: “(panji-panji) Amru Bin Ash, yang baru tiba dari peperangan.”
Dalam riwayat At-Tirmidzi, menggunakan lafadz, “Aku datang ke Madinah, lalu aku masuk ke masjid di mana masjid penuh sesak dengan orang ramai, dan di situ terdapat banyak panji hitam, sementara Bilal –ketika itu- tangannya sedang memegang pedang dekat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Lalu aku bertanya: “Ada apa dengan orang-orang itu?” Mereka menjawab: “Beliau Sallallahu ‘alaihi wa Sallam akan mengirim Amru Bin Ash ke suatu tempat.”
Maksud ungkapan “terdapat banyak rayah (panji) hitam” menunjukkan bahawa terdapat banyak panji-panji yang dibawa oleh para tentera, walaupun amir (panglima perang)nya hanyalah seorang, yaitu Amru Bin Ash.
kaanat rooyatu rosuuuliLlahi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saudaa a, wa liwaa u huu abyadho
(“Raayahnya (panji) Rasul saw berwarna hitam, sedangkan benderanya (liwa’nya) berwarna putih.”) HR Ibnu Abbas dan abu hurrairah
Takhrij Hadits, Rayah menurut penuturan Ibnu Abbas dan abu hurrairah ini, kami kutip dari :
• Imam Tirmidzi dalam kitab Jami’nya: IV/197, no. 1681, dikomentarinya sebagai hadits hasan gharib;
• Imam Ibnu Majah dalam Sunannya: II/941, no. 2818;
• Imam Thabrani dalam Mu’jamul Ausath: I/77, no. 219;
• Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak: II/115, no. 2506/131, Dikatakan dalam at-Talkhish (Yazid dha’if);
• Imam al-Baihaqi dalam Sunannya: VI/363 (lihat Fath al-Baariy: VI/126);
• Imam Abu Syaikh dalam kitabnya Akhlaq an-Nabi saw, halaman 153, No. 420/421;
• Imam Baghawi dalam Syarh Sunnah: X/404, no. 2664;
Dan lain lain……………….
Dari Jabir ra (haditsnya marfu’) sampai kepada RasuluLlah saw:
<>
“Bendera Nabi saw (liwaa’) pada saat masuk kota Makkah berwarna putih”
Takhrij Hadits, Rayah menurut penuturan Jabir ra ini, kami kutip dari :
• Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya: III/72, no. 2592;
• Al-Mukhtashar: VII/406, no. 2480.
• Teks menurut Tirmidzi: IV/195, no. 1679, berkata: ‘Dari Jabir bin Abdullah, ‘Bahwasanya Nabi saw masuk ke kota Makkah pada saat hari penaklukan dengan liwanya berwarna putih’.
• Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya (al-Ihsan): XI/47, no. 4743, berkata al-Arnauth: ‘Haditsnya hasan dengan dua orang saksi’.
• Imam an-Nasa’i: VI/200, no. 6869 dalam bab Haji, dan no. 106 dalam bab Masuk kota Makkah;
• Imam al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra-nya: VI/362;
• Imam al-Baghawiy dalam Syarh as-Sunnah: X/403;
• Al-Hakim dalam al-Mustadraknya: IV/115, no. 2505, dikatakannya: ‘Hadits ini shahih dengan syarat muslim meski beliau tidak mengeluarkannya, tetapi dia menyaksikan haditsnya Ibnu Abbas ra’.;
• Imam al-Haitsami dalam Majmu’ az-Zawaaid : V/321, dikatakannya: ‘Diriwayatkan oleh Thabrani dengan tiga orang, terdapat juga dalam Sunan-nya bahwa liwa itu putih’.;
• Lihat juga at-Talkhish al-Hubair-nya Ibnu Hajar: I/98;
• ‘Umdatul Qaari-nya al-‘Aini: XII/47;
• Misykah al-Mashabih-nya Tibriziy: II/1140
Dari Jabir ra
<>
“Bendera Nabi saw (liwaa’) pada saat masuk kota Makkah berwarna putih”
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata:
<>
“Liwaa’nya Nabi saw berwarna putih”
Dari Ibnu ‘Umar ra, beliau berkata:
<>
“Tatkala Rasulullah saw memasangkan benderanya, beliau memasangkan bendera (liwaa’) yang berwarna putih”
dituturkan oleh Imam Thabrani dan Abu Syaikh dari Abu Hurairah dan Ibnu ‘Abbas, bahwa bendera Rasulullah saw bertuliskan lafadz ‘La ilaha Illa Al-Allah Mohammad Rasul al-Allah’
Imam Suyuthi dalam kitabnya Badaa’iu al-Umur fi Waqaa-i’ ad-Duhur mengatakan: ‘Liwanya Nabi saw berwarna putih, dan tertulis Laa ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah’, (lembar ke-286).
Dalam riwayat An Nasa’i, dari Anas, “Bahawa Ibnu Ummi Maktum membawa panji hitam, dalam beberapa pertempuran bersama Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.” Hadis-hadis di atas dan banyak lagi hadis-hadis lain menunjukkan kepada kita bahawa itulah ciri-ciri bendera dan panji Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Nas-nas tersebut juga menunjukkan bahawa hanya terdapat satu bendera (liwa’) di dalam satu pasukan, tetapi boleh terdapat banyak panji (rayah) di dalam setiap unit dalam pasukan yang sama, yang dipegang oleh ketua unit masing-masing.
Demikian pula, pada kondisi sedang terjadi peperangan, jika Khalifah memimpin langsung pertempuran maka al-Liwâ’ boleh dikibarkan di medan pertempuran, bukan hanya ar-Râyah. Telah dinyatakan di dalam Sîrah Ibn Hisyâm dalam pembicaraan mengenai Perang Badar al-Kubra, bahwa al-Liwâ’ dan ar-Râyah, berada di medan pertempuran.
Adapun dalam kondisi damai atau setelah berakhirnya pertempuran, maka ar-Râyah tersebar di tengah brigade pasukan; dikibarkan oleh batalyon, sekuadron, detasemen, dan satuan-satuan pasukan.....Hal itu sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadis penuturan Harits bin Hasan al-Bakri mengenai brigade pasukan Amru bin al-‘Ash
Para pendengar! Itulah bentuk, corak dan warna bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Hadis-hadis yang diriwayatkan menggambarkan dengan jelas akan bendera dan panji Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dan tidak ada spesifikasi lain selain ini. Yang tertera padanya hanyalah satu kalimah yang Rasulullah diutus karenanya. Kalimah yang telah dibawa dan diperjuangkan oleh Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabat.
Kalimah yang para pendahulu kita telah syahid kerana mempertahankannya. Dan kalimah inilah yang akan kita ucapkan di kala Izrail datang menjemput. Inilah kalimah tauhid yang menyatukan kita semua tanpa membedakan bangsa, suku,warna kulit, letak geografis dan sebagainya.
Inilah kalimah yang akan menyelamatkan kita dari azab Allah di akhirat nanti. Inilah kalimah yang ada pada bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.....kalimah “LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH”!.
Bendera Sebagai Syi’ar IslamDulu kaum Muslimin hanya hidup untuk Allah dan mati untuk Allah. Mereka benar-benar memahami ayat-ayat Allah bahawa mereka dicipta hanya untuk beribadah kepadaNya. Oleh itu, mereka tidak ragu-ragu untuk menyerahkan nyawa mereka di jalan Allah. Mereka menyertai peperangan demi peperangan untuk menyebarkan risalah Allah dan rahmatNya. Mereka membebaskan negeri demi negeri untuk menyatukannya ke dalam Daulah Islam.
Dalam setiap peperangan dan pembebasan negeri-negeri, mereka tidak pernah lalai dari membawa bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Itulah bendera yang mereka warisi dari Nabi mereka dan mereka sanggup mati dengan bendera di tangan. Sebagaimana lagu dan irama, peperangan dan bendera merupakan suatu yang tak dapat dipisahkan.Di antara peperangan yang begitu menggores hati kita umat Islam ialah Perang Mu’tah yang berlaku pada bulan Jamadil Awal tahun ke-8 H.
Di dalam perang ini, Rasulullah menghantar 3,000 pahlawan elit Islam untuk bertempur dengan pasukan Roma. Baginda mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai panglima perang dan bersabda, “Jika Zaid gugur, maka Ja’far bin Abi Thalib akan menggantikan tempatnya, jika Ja’far gugur, makaAbdullah bin Rawahah akan menggantikan tempatnya.” Pasukan pun berangkat dengan disertai Khalid bin Al-Walid yang baru memeluk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyyah.
Di dalam perjalanan , mereka telah mendapat maklumat bahawa Malik bin Zafilah telah mengumpulkan 100,000 tentera sementara Heraklius sendiri datang dengan 100,000 tentera. Berita ini menyebabkan pasukan Islam berbeda pendapat sementara harus terus berperang atau mengirim utusan untuk meminta bantuan tambahan dari Rasulullah.
Namun Abdullah bin Rawahah terus maju ke hadapan kaum Muslimin dan berkata dengan lantang dan berani, “Wahai sekelompok kaum! Demi Allah! Sesungguhnya apa yang kalian benci justeru itulah yang kalian cari, yaitu syahid! Kita keluar memerangi musuh bukan karena jumlah atau kekuatan atau berdasarkan bilangan, tetapi kita memerangi mereka demi Deenul Islam, yang Allah telah memuliakan kita dengannya. Oleh itu berangkatlah! Sesungguhnya di tengah kita ada dua kebaikan; menang atau syahid.”
Kata-kata ini telah membakar semangat mereka, lalu mereka pun berangkat dengan penuh keimanan untuk menggempur musuh semata-mata kerana Allah. Maka terjadilah peperangan di tempat yang bernama Mu’tah, di mana di tempat inilah Allah telah membeli beberapa jiwa kaum Muslimin untuk dibayar dengan syurgaNya
.Sejumlah 3,000 pasukan Islam berjuang habis-habisan melawan 200,000 tentera musuh. Satu peristiwa yang tidak masuk akal jika difikirkan secara logika. Tetapi itulah hakikat umat Islam, umat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dibantu olehNya pada setiap peperangan. Umat yang hidup di dunia ini hanya untuk Allah.
Zaid bin Haritsah yang merupakan panglima perang terus maju menggempur pasukan musuh dengan membawa bendera Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam di tangan. Akhirnya sebatang tombak menembusi tubuhnya dan beliau terus gugur. Bendera segera diambil oleh Ja’far bin Abi Thalib, seorang pejuang yang baru berusia 33 tahun.
Ketika musuh telah mengepung kudanya dan melukai tubuhnya, Ja’far justru turun dan terus menuju ke tengah-tengah musuh menghayunkan pedangnya. Tiba-tiba seorang tentera Roma datang dan berhasil memukulnya dari arah tepi. Pukulan itu menyebabkan tubuh Ja’far terbelah dua dan beliau syahid menemui Tuhannya.
Bendera lalu disambar oleh Abdullah bin Rawahah dan terus dibawa dengan menunggang kuda menuju ke tengah musuh. Beliau juga turut syahid menyusuri kedua-dua sahabatnya. Bendera lalu diambil oleh Tsabit bin Arqam seraya menjerit, “Wahai kaum Muslimin! Berkumpullah disekeliling seseorang.” Lalu kaum Muslimin pun berkumpul mengelilingi Khalid bin Al-Walid dan bendera Nabi terus diserahkan kepada Khalid yang kemudian terus mengetuai pasukan.sampai kaum muslimin memenangkan pertempuran
Tepatnya 7 Syawal tahun ke-3 Hijriah, perang Uhud meletus. Kondisi Nabi saw sendiri saat itu sangat kesulitan . Ia terdesak lawan dan mulai terluka. Melihat hal itu, Mus'ab menuju ke arahnya. Mus'ab melindungi nabi dari kepungan musuh. Bendera Islam yang semula dipegang Nabi saw kini pindah ke tangan Mus'ab. Pemuda itu berjuang ganda; melindungi Nabi saw sekaligus menjaga bendera Islam, Ia gigih bertarung membasmi para musuh Islam. Banyak korban berjatuhan di ujung pedangnya.
Suatu ketika, Mus'ab lengah. Saat itulah seorang pasukan kafir mengayunkan pedang tepat sasaran. Tangan kanan Mus’ab terbebas. Tangan itu putus, bendera itu ia pindah ke tangan kirinya. Namun belum sempurna tangan itu memegang tongkat bendera, lagi-lagi sebilah pedang berayun ke arahnya. Lengan kiri Mus'ab terputus lagi jatuh di tanah dengan bermandi darah.
Kini bendera Islam dipeluk Mus'ab menggunakan dagunya dan ujung pangkal kedua tangannya yg putus Bendera itu bisa "tegak beberapa, saat, sebelum akhirnya sebilah tombak menancap tepat di uluh hati Mus'ab. Mus'ab tak mampu bertahan. Akhirnya ia pun roboh di tanah bersama bendera Islam yang dipertahankannya.
Setelah perang Uhud selesai, Nabi saw berdiri sedih di hadapan jenazah Mus'ab. Mus'ab yang berjasa besar pada Nabi saw dan umat Islam lainnya telah tiada. Nabi saw juga haru, sebab, ketika jenazah itu hendak dikafani, tak ada kain yang cukup menutupinya. Jenazah itu akhirnya hanya ditutup dengan kain burdah berukuran kecil. Jika kepala jenazah Mus'ab ditutupi, kedua kakinya kelihatan. Jika ganti kedua kakinya yang ditutupi, kepalanya jadi kelihatan. Maka Nabi saw pun bersabda, "Tutupkan kain itu di bagian kepalanya, sedang kedua kakinya tutupi dengan “rumput
seruan
Para pendengar! Begitulah secuil kisah perjuangan golongan awal yang merupakan generasi terbaik umat Islam dengan membawa bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Bendera yang menjadi rebutan para sahabat untuk memegangnya di setiap peperangan. Bendera yang menyaksikan berapa ramai sahabat telah syahid demi mempertahankannya. Bendera yang dipegang erat oleh para sahabat agar ia tidak jatuh ke bumi.
Bendera yang benar-benar dipertahankan oleh para pemimpin dan pejuang dari kaum Muslimin yang mulia sebagai syi’ar Islam. Bendera yang bagi setiap orang yang mengucap syahadah, ia sanggup mati karenanya di dalam setiap perjuangan, semata-mata kerana Allah. Inilah bendera kita wahai saudaraku. Inilah bendera kita, umat Muhammad yang dimuliakan! Marilah kita kembali mengibarkan bendera kita, bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, bendera yang dicipta atas perintah Allah, bukannya ciptaan aqal manusia, apalagi dibuat hanya untuk melewati satu pertandingan.
Inilah bendera yang seharusnya untuk umat Islam. Kita adalah umat Rasulullah, maka tunjukkanlah rasa kasih dan sayang kita kepada Rasul kita dengan kembali mengibarkan bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Bayangkan para pendengar, jika Rasulullah ada bersama kita, sanggupkah kita berada di belakang Rasulullah dan mengibarkan bendera selain dari bendera Rasulullah?padahal dengan bendera inilah Rasulullah telah menyatukan seluruh umat manusia yang mengucap kalimah yang tertera padanya.
Kibaran bendera inilah yang telah membawa risalah Allah ke seluruh pelusuk dunia. Dengan melihat bendera inilah jantung musuh-musuh Islam berdegup kencang menanti saat kehancuran mereka.
Bendera ini telah dibawa dan dijulang oleh para pejuang Islam di kala mengembangkan agama Allah. Inilah satu-satunya bendera kita, bendera Rasulullah, bendera Islam, bendera daulah Islam!!Kita telah melihat bendera ini dikibarkan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia seiring dengan perjuangan untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan jalan menegakkan kembali Daulah Khilafah.
Kita juga melihat bendera ini berkibar di Indonesia oleh para pejuang Islam yang berusaha ke arah yang sama. Semoga kita akan dapat melihat bendera ini dikibarkan oleh para pemimpin kaum Muslimin di seluruh dunia termasuk indonesia walaupun sebelum berdirinya Khilafah. InsyaAllah, setelah Khilafah berhasil ditegakkan, kita akan melihat bendera ini sekali lagi dikibarkan dengan penuh bangga dan kesyukuran.
Air mata terharu dan kegembiraan akan menitis pada hari itu, hari di mana peraturan Allah telah kembali di teggakan ke muka bumi. Bendera ciptaan Allah ini akan kembali meliuk-meliuk ditiup angin di udara dan akan berkibar dengan megahnya. Inilah hari kemenangan Islam, hari yang Allah menurunkan pertolonganNya ke atas kaum Muslimin yang bersungguh-sunguh berjuang demi menegakkan agamaNya. Inilah hari yang kita berusaha siang dan malam untuk menggapainya dan kita benar-benar menanti akan kedatangannya. Inilah hari Daulah Khilafah ’ala minhaj nubuwah yang kedua kalinya, kembali muncul menyelimuti dunia untuk membawa rahmat Allah ke seluruh alam. Maha Suci Allah yang akan mengembalikan hari tersebut kepada kita semua
untuk itu wahai pemuda islam mari kita perjuangkan kembali tegaknya kembali intitusi penegak syariah,penjaga ukhuwah,pemersatu umat .dengan memperjuangkan kembali khilafah islamiah yang mengikuti metode kenabian
sehingga kaum muslimin tidak mudah lagi di hinakan,
kaum muslimin tidak akan di biarkan kelaparan,
kaum muslimin tidak akan lagi teraniaya,
apalagi dibunuh dan dibantai dengan kejam.
maka sudah cukup tetesan air mata berlinang,
sudah cukup lumuran darah bercucuran,
sudah cukup korban jiwa berjatuhan,
sudah cukup kebinasaan manusia,
Tidak rindukah engkau wahai para pemuda dengan surga dan bidadari-bidadari bermata jeli, untuk berjihad di belakang Khalifah..?!!
Tidak rindukah engkau wahai para pemuda dengan surga dan bidadari-bidadari bermata jeli, untuk berjihad di belakang bendera ar-Rayaa yang dahulu Khalid bin Walid menggenggamnya..?!!
Tidak rindukah engkau wahai para pemuda dengan surga dan bidadari-bidadari bermata jeli, untuk berjihad di belakang bendera al-Liwaa yang dahulu Ali bin Abi Thalib menggenggamnya pada perang Khaibar..?!!
Perlu berapa nyawa lagi, agar engkau tergerak masuk ke dalam barisan para pejuang Islam yang ikhlas menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah, wahai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala..?!!
Perlu berapa nyawa lagi, agar tanganmu terkepal menggenggam bendera Islam, wahai umat nabi Muhammad Shallallhu ‘alaihi wa sallam..?!!
Perlu berapa nyawa lagi, agar kakimu berlari untuk menyongsong Dakwah dan Jihad, wahai penerus Muhammad al-Fatiih..?!!
Perlu berapa nyawa lagi, agar badanmu tergerak untuk memusnahkan sistem kapitalis sekuler demokrasi Jahiliyyah yang ada sekarang dan menggantinya dengan Sistem Islam Rahmatan lil ‘alaamiin, wahai penerus Umar Bin Khattab..?!!
Perlu berapa nyawa lagi, agar matamu meneteskan air yang dapat menyelamatkanmu di akhirat kelak, wahai khairun ummah ,umat terbaik..?!!
Belum cukupkah derita kaum Muslimin di Afganistan memanaskan nadi-nadi kita untuk bertakbir di bawah bendera Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam..?!!
Belum cukupkah derita kaum Muslimin di Palestina meletupkan kepala kita untuk berjihad dibawah bendera RasuluLlah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam..?!!
Belum cukupkah derita kaum Muslimin di seluruh negeri-negeri Islam membakar darah kita untuk berjuang demi tegaknya syariah dan Khilafah..?!!
kelak di akhirat nanti disaat anak anak kaum muslimin korban Iraq,Palestine,Afghanistan,Ambon berdiri dihadapan kita,
dan menujuk wajah kita dihadapan Allah degan kata kata ……….
YA ALLAH …MEREKA TELAH MEMBIARKAN KAMI DI BANTAI YAA ALLAH…..
Yaa ayyuhal Mukminuun… Yaa ayyuhasysyabaab
Marilah kita berjuang bersama-sama bahu-membahu bersatu-padu untuk melanjutkan kehidupan Islam dan mengembalikan ‘Izzul Islam wal Muslimin dengan mendirikan kembali Daulah Khilafah Rosyidah Islamiyah…
dan wahai kaum Muslimin ketahuilah bahwa Allah telah berjanji dalam firman-Nya “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa…” QS An Nuur : 55
maka dengan pedoman janji Allah SWT tersebut dapat dipastikan
bahwa masa depan dunia adalah ISLAM
masa depan dunia adalah diterapkanya hukum-hukum Al Qur’an dan As Sunnah
masa depan dunia adalah ditegakanya Syariah Islam
masa depan dunia adalah berdirinya kembali Daulah Khilafah ‘ala manhaj kenabian
Allahu Akbar…
Yaa ayyuhal Mukminuun… Yaa ayyuhasysyabaab
mari kita sambut janji Allah SWT tersebut dengan berjuang
mari kita songsong janji Allah SWT dengan berkorban
mari kita wujudkan janji Allah SWT dengan berdakwah
mari kita buktikan janji Allah SWT dengan berjihad
doa
“Ya Allah…muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, serta hinakanlah siapa saja yang memerangi Kami!! dan berikanlah pertolonganmu dalam perjuangan menegakan Daulah Khilafah ….”
ya Allah sungguh hanya kepada engkaulah orang - orang mukmin bersujud dan mengadu akan kehidupan dunia yang membuat mereka kadang terlupakan akan kehidupan akhirat, maka berilah kami semangat memperjuangkan agama mu yang engkau berikan kepada mushab bin umeir pada kami dan keberhasilan yang engkau berikan kepada umar ibn abdul aziz untuk kembali menegakan ajaran mu ya Allah…….. jadikanlah kami hamba yang berguna bagi tegaknya agama mu yang mulai runtuh sebagai mana sallahuddin al ayubi berusaha tetap menegakan ajaranmu di saat umat islam terpecah dan orang - orang kafir berkuasa …ya Allah kami muak hidup dalam naungan hukum buatan manusia maka tolonglah kami ya Allah dalam meneggakkan kembali Syariah mu dalam naungan daulah Khilafah islamiah amin ya roobal alamin…….
Posted by Arifin(HTI) at 01:36
from abu jundan : haruskah setelah ini kita masih menggunakan bendera lain selain yang sudah jelas bahawa bendera ini lah yang sesunguhnya mempersatukan ummat Islam seluruhnya, yang tidak membedakan suku, bangsa atau golongan.